Thursday, November 22, 2007

KETUPAT MANCA: Kebal Lihat Orang Berciuman Di Jalanan

http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=47625
Rakyat Merdeka, Sabtu, 13 Oktober 2007, 00:14:34

KETUPAT MANCA:
Kebal Lihat Orang Berciuman Di Jalanan


BULAN Ramadhan—yang sebentar lagi berlalu—adalah bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Masyarakat Islam dari berbagai etnis, termasuk masyarakat Indonesia yang beragama Islam yang berdomisili di Belanda, menjalankan ibadah puasa dengan antusias. Tahun ini, Ramadhan di Belanda jatuh pada musim gugur sehingga udaranya sejuk, tidak panas dan tidak terlalu dingin pula.

Umat Islam yang termasuk minoritas di Belanda menjalankan puasa dengan penuh cobaan di negeri yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen itu.

Namun, kaum Muslim dari berbagai etnis di Belanda, tidak terganggu sama sekali dengan toko-toko makanan, restoran atau cafÈ yang buka di siang hari bolong. Adalah pemandangan biasa melihat orang pacaran berpelukan atau adegan pasangan sedang ciuman di jalanan.

Mereka juga tidak terganggu melihat cukup banyak orang makan roti tergesa-gesa di jalan atau ketika sedang naik bus atau kereta api menuju ke tempat kerja masing-masing. Warga Muslim di Belanda juga tak merasa terganggu oleh tempat-tempat judi dan pelacuran yang tetap berfungsi di malam hari di bulan Ramadhan. Mungkin Muslim yang tinggal di Belanda sudah “kebal” dengan situasi dan godaan tersebut.

Di Belanda, tidak ada orang-orang teriak atau membunyikan kentongan di pagi buta yang membangunkan orang untuk makan sahur. “Buat saya, menjalankan puasa di sini enak, tidak berat. Lebih-lebih sekarang di musim gugur. Siang hari hawa udara tidak terlalu dingin dan tidak panas. Meskipun waktu puasa cukup panjang, menahan lapar dan haus tidaklah terlalu berat,” ujar seorang ibu ditemui Rakyat Merdeka ketika menunggu bus di halte Amsterdam Lelylaan untuk menuju Masjid Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) Al Ikhlash di Amsterdam.

Ketika bus yang ditunggu-tunggu datang, kami pun bergegas masuk. Sekitar tiga halte kemudian, Rakyat Merdeka melihat beberapa perempuan berjilbab naik. Ternyata tujuan mereka juga ke Masjid PPME Al Ikhlash untuk shalat tarawih.

Pengalaman berbuka puasa dan bertarawih di Masjid Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) Al Ikhlash di Amsterdam cukup menyenangkan. Suasana tarawih di mesjid di sana sangat ramai. Tua, muda, laki-laki dan perempuan, berkumpul dan beribadah bersama.

Selain di Masjid PPME Al Ikhlash, umat Islam—khususnya yang berasal dari Indonesia—bisa—berbuka puasa bersama dan shalat tarawih di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag. Namun jumlah jamaah yang ikut shalat tarawih di KBRI tak sebanyak jamaah di Masjid PPME Al Ikhlash. Umat Islam Indonesia yang tinggal di sekitar Den Haag juga bisa melakukan shalat tarawih di Masjid Al Hikmah.

Festival Ramadhan

Sudah tiga tahun terakhir setiap bulan Ramadhan di Belanda digelar Festival Ramadhan. Festival ini digelar di 40 kota di negeri bunga Tulip ini. Festival diramaikan dengan acara pertemuan, perkenalan, pembicaraan, diskusi antara penduduk dari berbagai etnis, agama dan kepercayaan. Terutama mengenai persoalan yang berkaitan dengan kebudayaan dan agama Islam.

Setelah acara diskusi selesai, para peserta selanjutnya menikmati suguhan makanan dan minuman atau iftar. Ketika menikmati iftar, para peserta Ramadan Festival melanjutkan ramah tamah dengan penuh rasa persahabatan dan persaudaraan.

Di kota Zaandam, Festival Ramadhan diselenggarakan oleh oleh Stichting (Yayasan) EuroMaroc Ned dan Stichting Mizaan. Yayasan Mizaan adalah yayasan generasi kedua orang-orang Turki, yang berdomisili di Zaanstad. Mizaan dalam bahasa Turki berarti balance, keseimbangan atau harmoni (evenwicht). rm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home