Friday, January 19, 2007

Eropa Diamuk Badai 27 Nyawa Melayang

http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=30720
Rakyat Merdeka, Sabtu, 20 Januari 2007, 00:39:20

Eropa Diamuk Badai 27 Nyawa Melayang

Laporan Rakyat Merdeka Dari Negeri Belanda

KAMIS (18/1) lalu, sejak pagi hing­ga tengah malam, angin ba­dai Barat Daya dan hujan deras be­nar-benar mengamuk negeri “Ki­ncir Angin”, termasuk Jerman, Ing­gris hingga Perancis. Badai yang berkekuatan sekitar 120 km per ­jam ini sungguh membuat re­pot orang dan bahkan memakan kor­ban jiwa manusia, tak kurang dari 27 orang. Di beberapa tempat ke­kuatan angin badai, bahkan men­capai 130 km per jam.

Bahkan, dua orang tewas seke­tika di tempat, ketika sebuah po­hon besar yang patah dan tum­bang menimpa mobil yang me­re­ka tumpangi. Peristiwa tersebut ter­jadi di jalan besar No. 224 an­tara Arnhem dan Ede. Mobil lain yang datang dari jurusan yang ber­lawanan di jalan besar ter­sebut menabrak pohon yang tum­bang tadi. Si pengemudi mobil ti­dak bisa keluar dari mobilnya. Ha­nya de­ngan pertolongan petugas pe­ma­dam kebakaranlah, si pe­nge­mudi bisa ditolong, termasuk yang luka-luka dan terjepit di mo­bilnya itu. Si pengemudi malang ter­sebut segera dilarikan ambu­lans ke Rumah Sakit terdekat. Menurut ju­rubicara kepolisian se­tempat, un­tuk mence­gah kemungkinan ke­ce­lakaan lagi, ke­dua jurusan jalan besar No. 224 itu terpaksa ditutup.

Di kota Leersum di siang hari (Kamis, 18/1) seorang pengen­dara sepeda motor tewas, juga akibat adanya pohon yang tum­bang ke jalanan. Apakah pengen­dara motor tersebut tertimpa po­hon yang tumbang, ataukah dia me­nabrak batang pohon yang tum­bang itu, masih belum dike­tahui pasti. Peristiwa tersebut ter­jadi sekitar pukul 17.00 (waktu se­tempat) di sebuah Jalan Rij­ksstraatweg, di Leersum.

Di beberapa bagian jalan tol A2 di kedua arah tergenang air, se­hingga menggangu dan mem­bahayakan lalu lintas. Karena itu, ja­lan tol A2 tersebut ditutup, agar air yang tergenang bisa segera di­pompa. Lalu lintas jalan tol di seluruh Ne­geri Belanda mengalami ke­ma­cetan sepanjang 500 km. Juga pa­da hari Kamis (18/1) sore akibat angin badai, lalu lintas kereta api (KA) dihentikan. Hal itu tentu mem­­buat para pengguna KA ke­lim­pungan karena tidak bisa pu­lang ke rumah. Menurut or­ga­ni­sasi ProRail, tidak jalannya KA aki­bat angin badai ini untuk per­tama kalinya sejak 1990. “Adalah tidak bertanggungjawab, jika lalu lin­tas KA tidak dihentikan karena adanya kerusakan kawat listrik (kereta api)”, ujar juru bicara pe­rusahaan kereta api Belanda.

Sejak siang hari, peron-peron Am­sterdam Centraal Station diko­song­kan, karena ada atap yang jatuh. Di kota Utrecht sekitar pu­kul 10.15 sebuah kran bangunan jatuh menimpa gedung, yang me­nye­bab­kan lima orang mengalami lu­ka-luka.

Murid-murid sebuah sekolah (Pascal College) di Zaandam ha­nya belajar setengah hari dan me­reka disuruh segera pulang ke ru­mah. Hal itu diputuskan Direktur se­kolah untuk mencegah hal-hal (misalnya kecelakaan) yang tidak diinginkan akibat angin badai. RM

A Supardi Adiwidjaya

0 Comments:

Post a Comment

<< Home