Sunday, December 25, 2005

Ngapain Bung Karno Meng-Coup Dirinya Sendiri

http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=7303

Ngapain Bung Karno Meng-Coup Dirinya Sendiri
Rakyat Merdeka, Sabtu, 24 Desember 2005 00:48 : WIB

Membantah Imajinasi Antonie CA Dake Tentang Dalang G30S (1)

Catatan Burhan Azis dan A Supardi Adiwidjaya Di Belanda

17 November 2005 lalu, di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta, Prof Antonie CA Dake (sarjana sejarah, kelahiran Amsterdam, Belanda, 1929) meluncurkan buku berjudul “Soekarno File, Berkas-berkas Soekarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan”. Kesimpulan buku itu: “Sukarno adalah Dalang G30S”. Antonie Dake menulis: “...presiden pertama Indonesia itu merupakan biang yang sebenarnya dari apa yang terjadi pada paruh akhir tahun 1965”. (Antonie CA Dake, “Soekarno File, Berkas-berkas Sukarno 1965-1967, Kronologi Suatu Keruntuhan”, Penerbit Aksara Karunia, Jakarta, 2005, h 4). Pendapat Dake tersebut diperjelas lagi dalam wawancaranya dengan wartawan Gatra: “ …. ia (maksudnya Soekarno —penulis) adalah orang yang merancang gerakan ini dengan memakai PKI” (Lihat Gatra, Nomor 3, 28/11/2005).

KESIMPULAN Dake tersebut di­berikan dengan menampik se­gala kemungkinan lainnya. Dake me­nyatakan: “Suharto tidak tahu ren­cana kudeta itu. Dia hanya mem­be­ri reaksi sebagai tentara, Pang­li­ma Kostrad”. Lebih lanjut, Da­ke juga membantah, “mereka (mak­sud­nya CIA —penulis) ti­dak tahu sia­pa Suharto dan di po­sisi mana dia? Mereka tidak pu­nya curri­cu­lum vitae-nya.” Di tem­pat lain, Da­ke mengatakan, “tak ada alasan me­nye­­but lagi PKI (sebagai otak G30S -pe­nulis. Li­hat “Soekarno Fi­le, hal 4). Menja­­wab pertanyaan sia­pa dalang G30S, patut dike­mu­ka­­kan, Pe­me­rin­tahan Orde Baru (Or­­ba) Su­harto cq Sekretariat Ne­gara RI telah menerbitkan BUKU PUTIH (tahun 1994) dengan ju­dul Gerakan 30 September Pem­be­rontakan Partai Ko­munis In­do­nesia. Latar Bela­kang, Aksi, dan Pe­­num­pas­an­nya. Da­lam kata pe­ngan­tarnya, Bu­ku Putih ter­sebut di­susun sebagai do­k­­u­men ke­­ne­ga­ra­an resmi untuk me­­­nun­jang pelak­sa­­­naan ketetapan MPR(S) – TAP no­mor XXV/MPRS/1966 yang me­larang se­la­ma-lamanya ideologi Mar­xisme-Le­ninisme-Komunisme dan Par­tai Komunis Indonesia. Da­lam Bu­ku Putih tersebut di­sim­pul­kan, dalang peristiwa G30S adalah PKI. Khu­sus tentang peranan Bung Kar­no, dalam bab VII BUKU PU­TIH ter­sebut berdasarkan TAP MPRS No.XXXIII/1967 Presiden Per­tama RI dituduh terlibat dalam G30S.

Sehubungan dengan ini, lewat tu­­li­­san Bung Karno Tidak Me­res­tui dan Tidak Terlibat G-30-S/PKI penulis menegaskan bebe­ra­pa hal. Per­tama, dengan kedu­du­k­an­nya sebagai Presiden Seumur Hidup/Pangti ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia pada periode tahun 1959-1965 di mana keku­a­saan berada di tangan Bung Kar­no se­penuhnya, ma­ka untuk “me­nying­kirkan” per­wi­ra-per­wi­ra tinggi, baik di jajaran Angkatan Da­­­rat maupun lain­nya, dia dapat melakukannya de­ngan tidak usah mengadakan tin­dakan “mis­te­rius”, apalagi membuat “ge­ra­kan”. Ke­dua, gerakan 30 Sep­tem­ber 1965 adalah gerakan yang dengan dalih melindungi Presi­den Sukar­no dari coup yang akan di­lakukan De­­wan Jenderal ter­ha­dap Bung Kar­no, dengan mem­bentuk De­­wan Revo­lusi, men­de­m­isio­ner­kan Ka­binet/Pe­merin­tah­an Presiden Su­­karno, meng­ha­­pus pangkat ke­­­­mi­li­teran di atas Let­nan Ko­lonel, se­benarnya telah ber­tindak meng-coup Pemerin­ta­h­­an RI yang sah di ba­wah pim­pinan Presiden Su­karno. Bila Bung Karno ditu­duh dalangnya atau terlibat dalam G30S, untuk apa Bung Karno meng­-coup di­rinya sen­diri? (Mer­deka, Rabu, 30 Novem­ber 1994).

Sedang Manai Sophiaan dalam bukunya Kehormatan Bagi yang Ber­hak. Bung Karno Tidak terlibat G30S/PKI merujuk pada ana­lisis tajam, yang dike­muka­kan Bung Karno dalam “Peleng­kap Nawak­sa­ra”, yang disampai­kan­nya ke­pada MPRS 10 Januari 1967 se­bagai Pelengkap “Ama­nat Nawak­sara” mengenai ter­jadinya G30S, sebagai berikut: ”Ber­dasarkan pe­nye­lidikanku yang seksama, me­nun­­jukkan bah­­wa peristiwa Ge­rak­an 30 Sep­tem­ber itu, ditimbulkan oleh per­te­muannya tiga sebab. Per­tama, Ke­­blingeran pimpinan PKI; Dua, Kelihaian subversi Nekolim; Ti­­ga, Memang adanya oknum-ok­num yang tidak benar.

Menurut Manai Sophiaan, ke­blingeran pemimpin-pemimpin PKI, diakui tokoh-tokoh PKI sen­di­ri (di­uraikan pada bab berikut da­lam bu­kunya). Kelihaian sub­versi Ne­kolim, dibenarkan begitu ba­nyak pe­nga­kuan tokoh-tokoh Ba­rat dan Ame­rika, dan do­ku­men-do­kumen res­­­mi yang te­rung­kap mengenai keter­libatan Ame­rika Serikat dan CIA di In­do­nesia (Ma­nai Sophiaan, Kehor­matan Ba­­gi Yang Berhak, Bung Kar­no Tidak Terlibat G30S/PKI, Jakarta, 1994, hal 51-52). RM

(bersambung)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home