Monday, October 31, 2005

Di Suhu 16 Derajat, Perut Pun 'Akrobat'

Rakyat Merdeka, Minggu, 30 Oktober 2005

Kisah Ramadhan Di Negeri Kincir Angin
Di Suhu 16 Derajat, Perut Pun ‘Akrobat’

Laporan Wartawan ‘Rakyat Merdeka’ A Supardi Adiwidjaya Dari Belanda

Berbeda dengan di Indonesia, masyarakat muslim di negeri Kincir Angin ini merupakan minoritas. Awal Ramadhan 2004 lalu, diluncurkan sebuah situs internet khusus Ramadhan, di mana warga muslim Belanda bisa mencari informasi seputar jadwal puasa dan kegiatan Ramadhan yang diselenggarakan masjid-masjid dan organisasi-organisasi Islam di negeri Kincir Angin ini. Dikabarkan, situs Ramadhan tersebut, melayani sekitar satu juta muslim di Belanda, yang kebanyakan adalah keturunan Turki dan Maroko.

“Jumlah orang Islam di Belanda hampir sejuta. Tapi jumlah ini termasuk orang-orang Islam yang tidak mempraktekkan ajaran Islam. Mereka adalah orang-orang yang berlatar belakang budaya Islam”, ujar Nico Landman, dosen bagian bahasa dan budaya Persia, Turki dan Arab di Unversitas Utrecht, dalam wawancaranya dengan Radio Nederland (23/11/2004). Data statistik yang kami miliki itu, lanjut Nico Landman, berdasarkan kebangsaan. Misalnya 99 persen orang-orang Turki yang tinggal di Belanda adalah muslim. Sebenarnya angka itu agak ketinggian. Karena ada orang yang muslim hanya di paspor saja.

Kembali ke soal puasa di Belanda di bulan Ramadhan toko-toko makanan, termasuk restoran buka seperti di hari-hari biasa. Orang yang tidak puasa, bisa dengan bebas dan leluasa makan atau minum di mana saja di tempat terbuka: di jalanan, di dalam bis, tram, kereta-api, metro.
Juga berbeda dengan di Indonesia, di Belanda tempat-tempat hiburan, pelacuran dan judi, rumah-rumah makan, toko-toko makanan terbuka atau dibuka seperti hari-hari biasanya, meskipun di bulan puasa. Tidak ada orang atau kelompok semacam misalnya organisasi Front Pembela Islam di Indonesia, yang mengobrak-abrik tempat-tempat yang disebut mereka tempat maksiat. Tempat orang mencari nafkah dengan berjualan makanan jadi, yang bisa dimakan di tempat itu juga tidak perlu ketakutan kemungkinan dilabrak oleh orang atau kelompok yang mengaku dirinya Islam.

Seperti tahun lalu, bulan Ramadhan 1426 H di Negeri Belanda jatuh pada musim gugur. Rasa haus tidak begitu terasa ketika puasa pada musim gugur dibanding menjalankan puasa pada musim panas di Indonesia. Soalnya, sejak sekitar pertengahan bulan Oktober 2005, hawa udara di negeri Kincir Angin ini di siang hari bolong hanya mencapai sekitar 14-16 derajat C. Badan kita boleh dibilang tidak keluar keringat jika kita jalan kaki atau naik sepeda dengan kecepatan relatif normal atau santai-santai saja. Haus pun tak terlalu dirasakan. Nah, menahan lapar atau “perut keroncongan” dalam situasi cuaca dingin inilah yang berat. Ditambah situasi dan kondisi di Belanda, di mana antara lain sebagian terbesar penduduk tidak puasa, bisa dibayangkan, besar cobaan dan godaan bagi orang yang puasa di negeri Kincir Angin ini.

Konflik

Berbicara ibadah puasa dan masyarakat muslim Indonesia di Belanda, kurang afdol jika tidak menyinggung berbagai kegiatan keagamaan yang mereka lakukan sehubungan bulan suci Ramadhan ini. Kegiatan yang menyemarakkan suasana bulan Puasa di kalangan masyarakat muslim Indonesia adalah ifthar (Buka Puasa Bersama), kemudian dilanjutkan dengan sembahyang Maghrib dan Isya berjamaah serta tarawih. Kegiatan keagamaan yang disebut belakangan ini diselenggarakan di berbagai tempat dan kota di Belanda oleh organisasi-organisasi keagamaan seperti misalnya, Pengajian Pelajar Muslim Rotterdam (PPMR), Komunitas Muslim di Delft, Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME) dengan cabang-cabangnya di Den Haag, Rotterdam, Amsterdam dan Heemskerk.
Sebagaimana di tanah air, selama bulan puasa, shalat tarawih setiap hari diselenggarakan antara lain di Masjid Al Hikmah. Sebagian terbesar masyarakat Indonesia yang tinggal di Den Haag dan sekitarnya melakukan tarawih tersebut. Juga di aula KBRI Den Haag, setiap Jumat diselenggarakan buka puasa bersama dan shalat tarawih.

Sedang di Amsterdam, di bulan puasa tahun 2004 yang lalu ketika belum memiliki gedung sendiri, PPME Amsterdam menyelenggarakan shalat tarawih setiap hari dengan menyewa gedung sekolah “El Amien School”, yang berlokasi di daerah Amsterdam-Oosdorf. Belum lama ini PPME Amsterdam berhasil membeli sebuah tempat (sebuah ruangan besar di lantai bawah dari sebuah gedung bertingkat). Ruang gedung di lantai bawah tersebut lengkap dengan beberapa kamar untuk studi/belajar, sebuah kamar berukuran besar untuk tempat rapat pengurus atau bisa dijadikan kantor/kamar sekretariat, dapur, dan dilengkapi dengan kamar mandi/tempat mengambil wudhu, kamar kecil/WC. Yang terpenting, di tempat dimaksud ada ruang besar semacam aula berukuran besar dan solid untuk dijadikan tempat kegiatan ibadah seperti misalnya sembahyang Jumat, sembahyang Ied.

Namun disayangkan, setelah PPME Amsterdam memiliki tempat/gedung yang bisa dijadikan tempat ibadah sebagaimana layaknya mesjid ataupun musholla berukuran sangat besar tersebut, di dalam tubuh organisasi Islam ini timbul konflik di antara sesama anggotanya, atau malah boleh dibilang terdapat dua kelompok yang saling bertentangan pendapat. Konflik atau pertentangan pendapat antara mereka tersebut tampaknya tidak bisa dianggap kecil, karena menyangkut bukan sekedar perorangan, tetapi merupakan konflik antara dua kelompok di dalam tubuh PPME Amsterdam. Hal ini terungkap dalam naskah pidato/kata sambutan Ketua PPME Amsterdam Faisal Rizqi Zeeman di pertemuan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1426 H.
Pertemuan tersebut digelar pada Minggu, 2 Oktober 2005 di gedung lantai bawah di Ekingenstraat 3-7, Amsterdam. Di alamat tersebutlah tempat/gedung PPME Amsterdam yang baru dibeli itu dan di sinilah juga adres baru Sekretariat PPME Amsterdam.

***

Majelis Dzikir Dan Tarawih Keliling

Menurut beberapa aktivis Majlis Dzikir PPME Amterdam, seperti misalnya Budi Santoso, salah seorang Anggota Pengurus PPME Amsterdam (periode 2005-2007, juga dengan H Muzayyin dan H Eddy Djunaedi, bertahun-tahun Majlis Dzikir melakukan kegiatan Dzikiran terutama dari rumah ke rumah karena disebabkan belum adanya gedung PPME Amsterdam. Setelah PPME Amsterdam berhasil membeli gedung baru adalah logis dan dengan sendirinya mereka mengajukan permintaan untuk melakukan kegiatan Dzikiran di dalam gedung baru PPME Amsterdam, yang memang telah bertahun-tahun dicita-citakan itu.

Menanggapi kegiatan Dzikiran ini, Ketua PPME Amsterdam Faisal Rizqi dalam naskah pidatonya (02/10/) menyatakan : “Untuk jelasnya, kami di sini sebagai pimpinan tidak menentang Yasinan, Taghlilan, Isra Mi’raj dan Mauludan. Setiap orang harus tahu sendiri bagaimana menjalankan ibadahnya. Hal itu bukanlah urusan PPME. Tetapi kegiatan-kegiatan (Dzikiran – red) tersebut tidak cukup mendapat dukungan di dalam organisasi. Pimpinan organisasi telah dipilih secara demokratis, dan kami memperoleh mandat melaksanakan kebijakan yang netral. Dus sekali lagi, kebijakan ini berdasarkan keputusan dari dan untuk semua, dengan kegiatan-kegiatan dari dan untuk semua anggota. Jika kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok besar para anggota dilihat tidak akseptabel (oleh semua anggota organisasi – red) kami tidak bisa mengizinkan dilakukan di dalam gedung baru ini”. Pendapat yang sama dengan yang diungkapkan Faisal Rizqi tersebut juga dikemukakan Abdullah Aziz Balbaid - salah seorang pengurus PPME Amsterdam periode 2005-2007.

Sehubungan dengan hal tersebut, sesepuh PPME Ustadz Hambali Maksum, kegiatan Dzikiran, menurutnya sejak dulu selalu dilakukan di musholla yang ruangannya relatif sempit, yang dimiliki oleh PPME Den Haag. Sampai sekarang, kegiatan Dzikiran tersebut terus berlanjut dan digelar dalam waktu-waktu tertentu (sebulan sekali, atau sekali dalam tiga minggu) di tempat yang relatif baru, yakni di Masjid Al Hikmah di Rijswijk (dipinggir kota Den Haag).

Kebijakan pengurus PPME Amsterdam di bawah Faisal Rizqi tentang tidak diperkenankannya kegiatan Dzikiran di dalam gedung yang baru dibeli itu tidak bisa diterima oleh kelompok atau para anggota yang tergabung dalam Majlis Dzikiran PPME Asmterdam. Konflik ini sudah sedemikian tajam antara yang pro dan kontra kegiatan Dzikiran (boleh atau tidaknya dilakukan) di dalam gedung PPME Asmterdam, sehingga sulit melakukan kegiatan keagamaan lain secara bersama yang sesuai keinginan Pengurus PPME Asmterdam di bawah Faisal Rizqi, seperti misalnya tarawih bersama di dalam Gedung Baru PPME Amsterdam. Dan Majlis Dzikir PPME Amsterdam telah menyerahkan persoalan konflik tersebut kepada pimpinan PPME Wilayah di Den Haag.

Selama menunggu keputusan penyelesaian konflik tersebut di atas oleh pimpinan PPME Wilayah, para anggota PPME Amterdam yang tergabung dalam Majlis Dzikir dan para simpatisanya menyelenggarakan kegiatan Dzikiran dan juga tarawih tidak di gedung baru PPME Amsterdam, tapi terpaksa digelar dari rumah ke rumah.

Sedangkan para anggota PPME Amterdam, katakanlah, yang tidak tergabung dalam Majlis Dzikir PPME Asmterdam, melaksanakan kegiatan keagamaan, seperti Iftar/Buka Puasa bersama, shalat tarawih, sembahyang Jum’at dan lain-lain di Gedung Baru PPME Asmterdam, di Ekingenstraat 3-7 Amsterdam.

Sabtu (22/10/) lalu misalnya, Majlis Dzikir PPME Amsterdam menggelar acara Iftar/Buka Puasa bersama dan peringatan Nuzulul Qurán dengan menyewa gedung “Het Islamitische College Amsterdam” di Jacob Geelstraat 38, Asmterdam. Lebih dari 200 orang hadir dalam kegiatan tersebut. Bersamaan dengan itu, sebelum masuk ke acara peringatan Nuzulul Qurán, digelar acara Dzikiran. Sesudah selesai acara peringatan Nuzulul Qurán, kemudian acara dilanjutkan dengan shalat tarawih. Keesokan harinya dan selama bulan Ramadhan, para anggota PPME Amsterdam yang tergabung dalam Majlis Dzikir melakukan Ifthar/Buka Puasa bersama dan shalat taraweh dari rumah ke rumah.

*****

2 Comments:

At 5:42 AM, Blogger NUR CHOLIS DWI R said...

Assalamu'alaikum
salam kenal saya di indonesia
saya ingin sekali bisa berkomunikasi dengan warga islam di belanda
Wassalamu'alaikum

 
At 5:52 AM, Blogger NUR CHOLIS DWI R said...

Assalamu'alaikum
salam kenal saya di indonesia
saya ingin sekali bisa berkomunikasi dengan warga islam di belanda
Wassalamu'alaikum

 

Post a Comment

<< Home