Wednesday, November 28, 2007

KRI Hasanuddin-366 On The Way Ke Indonesia

http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=50779
Rakyat Merdeka, Kamis, 29 November 2007, 04:01:29

KRI Hasanuddin-366 On The Way Ke Indonesia

PANGLIMA TNI Marsekal Djoko Suyanto terbang ke Belanda Sabtu (24/11) untuk menghadiri acara serah terima dan persiapan untuk berlayar (delivery and commissioning) kapal korvet Sigma-2 yang diberi nama KRI Hasanuddin-366. Pada hari yang sama, juga digelar upacara pemberian nama (shipnaming ceremony) untuk kapal korvet ke-3 yang dipesan oleh pemerintah RI, yakni KRI Sultan Iskandar Muda-367.

Koresponden Rakyat Merdeka di Belanda A. Supardi Adiwidjaya melaporkan, acara serah terima kapal korvet itu, digelar di galangan kapal angkatan laut Royal Schelde (SNS - Schelde Naval Shipbuilding), kota Vlissingen.

Pada kesempatan itu, hadir Duta Besar (Dubes) RI untuk Kerajaan Belanda Junus Effendi Habibie, Direktur Umum Schelde Naval Schipbuilding Hein van Ameijden, Rob L. Zuiderwijk (Commander of the Royal Netherlands Navy), bekas Menlu Belanda Dr Bernard Bot dan anggota parlemen dari VVD (Volkspartij voor Vrijheid en Democratie/Partai Rakyat untuk Kemerdekaan dan Demokrasi) Hans van Baalen.

Kepada Rakyat Merdeka, Djoko Suyanto mengatakan, sebagai Panglima TNI, dia sangat senang program pembangunan kekuatan laut itu tidak berhenti, meskipun pemerintah Indonesia tidak leluasa untuk memberikan anggaran pembangunan kekuatan TNI.

“Program pembangunan kekuatan TNI itu sudah dirancang pada prioritas-prioritas. Dan inilah salah satu program pembangunan kekuatan yang melalui tahapan prioritas-prioritas itu. Saya berharap, ke depan pembangunan kekuatan TNI berkembang terus. Meskipun dalam keterbatasan yang ada, pasti kita tidak melupakan program pembangunan kekuatan TNI itu,” papar Djoko yang sebentar lagi akan pensiun itu.

KRI Hasanuddin-366 dibuat galangan kapal Schelde Navel Shipbuilding dan Royal Schelde bertindak sebagai kontraktur utama. KRI Hasanuddin-366 kini sedang on the way (dalam perjalanan) ke Indonesia dan diharapkan tiba di tanah air pada Januari mendatang. Sementara kapal korvet Sigma-3 yang diberi nama KRI Sultan Iskandar Muda, akan diserahkan tahun 2008 dan kapal korvet Sigma-4 akan diserahkan tahun 2009.

“Saya bersyukur bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan tepat waktu, berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dan terutama sesuai requirement (syarat) yang diperlukan oleh angkatan laut. Itu yang paling penting. Kita masih menunggu kedatangan kapal-kapal lain yang kita pesan, yaitu kapal korvet Sigma yang ke-3 dan kapal yang ke-4,” jelas Djoko.

Menurut Djoko, TNI tidak berhenti pada empat kapal korvet Sigma itu saja. Kalau PT PAL bisa dibangkitkan kembali, mungkin kapal-kapal korvet jenis Sigma ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8, bisa saja dibuat di dalam negeri. “TNI akan berupaya untuk mengembangkan pembuatan kapal di dalam negeri sebatas kemampuan kita,” katanya.

Untuk menghindari ketergantungan dari negara tertentu, tambahnya, RI akan membuka jaringan kerja sama dengan berbagai negara. Diakui Panglima TNI, memang banyak kapal perang yang hebat, misalnya dari Amerika Serikat dan Rusia. Tetapi harus disesuaikan dengan, pertama, requirement untuk kebutuhan angkatan laut RI. Kedua, teknologi bisa sama saja baik.

“Jadi kalau alusista TNI kita tidak bisa menilai itu murah atau mahal, tetapi yang pas dengan kebutuhan kita, yang cocok dengan geografis wilayah kita. Mungkin harganya mahal, tetapi itulah yang kita perlukan. Meski kapalnya murah tapi tidak cocok dengan apa yang kita butuhkan, ya kita tidak perlukan,” cetusnya. rm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home