Thursday, November 22, 2007

Vonis Bebas Adelin Lis Menyentak Keadilan Publik

http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=50099
Rakyat Merdeka, Selasa, 20 November 2007, 06:51:07

Vonis Bebas Adelin Lis Menyentak Keadilan Publik

Ketua MPR Hidayat Nurwahid Seputar Penanganan Korupsi

Kemarin, kami menampilkan perbincangan dengan Ketua MPR Hidayat Nurwahid seputar calon presiden dari kalangan muda.
Hari ini, kami menghadirkan kembali wawancara dengan Hidayat usai sosialisasi perubahan UUD 45 di Wisma Duta KBRI (Wassenar), Den Haag, Belanda. Tapi, kali ini tentang penanganan korupsi oleh pemerintahan SBY-JK.

Berikut obrolan koresponden Rakyat Merdeka di Belanda, A Supardi Adiwidjaya dengan bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

INDONESIA dikenal sebagai salah satu negara terkorup. Pemerintahan SBY-JK sudah bekerja maksimal memberantas korupsi?
Ya, memang Indonesia masih berada dalam ranking yang buruk untuk urusan korupsi. Tetapi tidak bisa dipungkiri, ada upaya yang terus dilakukan untuk memberantas korupsi. Hal itu terlihat dari adanya lembaga KPK, ada lembaga-lembaga yang berfungsi melakukan pengawasan, seperti Badan Kehormatan DPR, ada rakyat yang bebas untuk melaporkan korupsi.

Saya ingin mengatakan, kita mengapresiasi kerja keras untuk memberantas korupsi. Dan memang baru kali ini ada gubernur yang bisa ditahan, ada kapolda yang bisa diturunkan, ada orang KPK yang juga bisa ditangkap atau bisa ditahan karena ada tuduhan memeras.

Anda sudah puas?
Memang masalah korupsi ini begitu luar biasa. Tiba-tiba kita dikagetkan ketika ada semangat besar untuk memberantas atau mengatasi illegal logging, kemudian Adelin Lis divonis bebas. Hal ini adalah sesuatu yang menyentak keadilan publik.

Memang ada prestasi dalam memberantas illegal logging, tetapi kita belum puas. Dalam pemberantasan korupsi juga kita belum puas. Oleh karena itu, mari kita dorong terus menerus, sambil dikritisi. Jangan kemudian terlena oleh beberapa hasil dalam memberantas korupsi ini. Karena memang kasus korupsi itu terlalu banyak.

Bagaimana bila kita bandingkan pemberantasan korupsi di Indonesia dengan negara lain?
Saya yakin, kalau kita merujuk pada negara-negara manapun yang sekarang dianggap sukses dalam pemberantasan korupsi, mereka pun perlu waktu. Cina misalnya, dianggap negara yang sukses memberantas korupsi. Kemudian Hong Kong, Singapura, dianggap bersih dalam soal korupsi. Mereka juga perlu waktu.

Saya tidak ingin para pejabat negara yang melakukan pemberantasan korupsi jadi putus asa, karena merasa tidak diapresiasi. Saya ingin mengatakan, saya apresiasi kerja keras mereka dalam pemberantasan korupsi. Tapi jangan lekas puas, karena PR dalam pemberantasan korupsi masih terlalu luas.

Apa saran Anda agar korupsi di Indonesia bisa dikikis habis?
Saran saya, presiden lebih berani. Kalau perlu, memberikan prinsip reward-punishment (penghargaan dan hukuman). Bagi penyelenggara negara, penegak hukum yang dinilai berhasil memberantas korupsi dikasih reward. Tapi kalau ada penegak hukum yang kemudian terbukti malah menumbuhkan korupsi, ya harus dicopot. Saya kira dengan cara itu pejabat negara pun semakin berhati-hati, semakin bekerja keras untuk memberantas korupsi. Dengan begitu, rakyat pun makin percaya, karena ada upaya serius dari pemerintah.

Tiga tahun kepemimpinan SBY-JK, sudah bagus belum?
Itu di luar proporsi saya, karena yang seharusnya menilai itu DPR. Kalau MPR tidak di situ menilainya.

Anda menangkap kesan SBY-JK tidak kompak karena keduanya berambisi menjadi Presiden pada pemilu 2009?
Saya melihat ini bukan masalah kompak atau tidak kompak. Tetapi, mereka mempunyai gaya yang berbeda. Style yang berbeda itu sebetulnya bisa dipadukan. Pak JK ini orang Sulawesi yang terkenal dengan kelincahannya, spontanitasnya dan juga business feeling-nya luar biasa, bisa melakukan keputusan yang cepat. Tetapi Pak SBY orang Jawa, orang militer, yang terbiasa semuanya serba dipikirkan dengan mendalam, seolah-olah lebih lambat. Tetapi menurut saya, mereka perpaduan yang bisa harmonis.

Saya berharap, beliau berdua jangan melakukan sesuatu yang membuka peluang orang untuk mengipas-ngipas, bahwa seolah-olah beliau berdua tidak kompak. Dan kemudian isu tidak kompak itu menjadi besar, dan malah membuat beliau berdua jadi tidak kompak. Saya berharap beliau berdua bisa berkoordinasi dengan baik, sehingga menutup celah-celah bagi orang untuk mengipas-ngipas agar mereka berdua berseteru, berpisah dan akhirnya bisa merugikan Indonesia. rm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home